PENDAHULUAN
Subul al-salam, tentu nama kitab ini sudah tidak asing
lagi ditelinga para pencari ilmu, khususnya di kalangan para santri yang mondok
di pesantren. Karena kitab yang satu ini dipelajari hampir di setiap pesantren
di indonesia. Kitab ini menjadi populer karena memang ia menjadi salah satu
referensi utama dalam ilmu fiqih. Di dalamnya dimuat hadits-hadits yang
berkaitan dengan hukum atau ahadits al-ahkam yang diambil dari kitab
bulugh al-maram yang disusun oleh salah satu ulama ternama di kalangan ulama
syafi’iyah yaitu Ibnu Hajar al-‘Asqolani (773-852 H).
Kemudian kitab bulugh al-maram
tersebut disyarh oleh Syaikh al-‘Allamah al-Husein bin Muhammad
al-Maghribi (w. 1119 H) dalam kitabnya yang bernama al-badr al-tamam fi
syarh bulugh al-maram. lalu muncullah Imam al-Shon’ani, dan beliau lah yang
kemudian meringkas kitab al-badr al-tamam tersebut di dalam kitab yang
diberi nama subul al-salam.
Jadi kitab subul al-salam yang
kita kenal itu bukan merupakan syarh langsung terhadap kitab bulugh al-maram
karya Ibnu Hajar al-‘Asqolani. Melainkan ringkasan dari salah satu kitab syarh
bulugh al-maram yaitu al-badr al-tamam karya syaikh Husein bin Muhammad
al-maghribi. Karena itu, kitab ini pun menjadi sangat populer karena memang
bahasanya yang mudah, dan pembahasannya pun tidak terlalu panjang. Tapi juga
tidak terlalu simpel dan ringkas sehingga mengurangi kadar keilmiahnya. Jadi,
kitab ini sangat cocok untuk dipelajari dan dijadikan referensi oleh pemula
maupun orang yang sudah expert sekalipun dalam ilmu fiqih.
B. BIOGRAFI PENGARANG
Imam al-Shon’ani memiliki nama
lengkap Muhammad bin Ismail bin Sholah bin Muhammad bin Ali al-Kahlani dan
kemudian dikenal dengan nama al-Shon’ani. Beliau memiliki garis keturunan yang
sampai kepada Hasan bin Ali bin Abi Thalib. Lahir pada malam Jumat pertengahan
bulan Jumadal Akhir tahun 1099 H di sebuah tempat yang bernama Kahlan, sebuah
kota di Yaman. sehingga beliau pun dipanggil dengan nama al-Kahlani.
Pada usianya yang kedelapan
beliau pindah bersama orangtuanya dari tempat kelahirannya ke Shon’a. Dan di
sanalah beliau memulai perjalannya dalam mencari ilmu dari ulama-ulama dan
guru-guru besar pada zamannya. sehingga beliau pun menjadi orang paling
menonjol diantara teman-teman sebayanya bahkan mampu menandingi guru-gurunya.
Dan pada akhirnya beliau pun meninggalkan taqlid dan beramal langsung dari Al-quran
dan Sunnah Shohihah. Kemudian beliau pindah ke Hijaz dan belajar hadits
dari ulama-ulama besar dari Mekkah dan Madinah.
Beliau adalah seorang ulama
yang memiliki tingkat keilmuan yang tinggi di berbagai bidang. Baik itu ilmu ‘aqli
ataupun naqli, terutama dalam ilmu hadits. sehingga beliau menjadi imam
para mujtahid di Yaman.
Selain itu Imam al-Shon’ani
juga manjalankan berbagai aktivitas dalam rangka menjalankan perannya sebagai
seorang ulama sakligus seorang mujtahid diantaranya
- Beliau selalu berpegang teguh pada dalil dan menjauhi taqlid, mengingkari sikap fanatisme dan kekakuan dalam beragama.
- Berdakwah untuk menjauhi tawassul dengan orang mati yang mengarah pada kemusyrikan
- Beliau juga mengajar di madrasah Imam Syarafuddin dan di universitas Shon’a dan di majlis-majlis ilmu lainnya di Yaman. Beliau mengajar ilmu ushul, furu’, balaghoh, tafsir, hadits dan lain-lain.
Pada tahun 1140 H beliau
meninggalkan Shon’a menuju ke Syaharah dan tinggal disana selama delapan tahun,
disana beliau mengajar dan menyebarkan sunnah. Kemudian pada tahun 1148 H
beliau pun kembali ke Shon’a.
Pada tahun 1182 H beliau wafat
bertepatan dengan hari selasa tanggal tiga bulan Sya’ban di usianya yang
kedelapan puluh tiga tahun.
Karena kapasitas ilmu yang
dimiliki oleh Imam al-Shon’ani sehingga menuai berbagai pujian dari para ulama.
Di antaranya apa yang disampaikan oleh Imam al-Syaukani di dalam al-badr
al-thali’, “(Imam al-Shon’ani) adalah seorang Imam mujtahid muthlaq yang
memilki banyak karya”. Kemudian beliau melanjutkan, ”Beliau adalah ulama yang
pandai di semua ilmu, dapat mengungguli kolega-koleganya dan beliau adalah
satu-satunya pemimpin ulama di shon’a. Beliau gencar berijtihad, beramal dengan
dalil, menghindari taqlid dan melemahkan pendapat-pendapat dalam fiqih yang
tidak beradasar kepada dalil.”
C. KARYA-KARYA IMAM AL-SHON’ANI
Imam al-Shon’ani telah
meninggalkan karya-karya yang menunjukkan keluasan ilmunya. Sehingga dikatakan
oleh Imam al-Syaukani, “beliau (Imam al-Shon’ani) merupakan salah satu Imam
mujaddid (pembaru) dalam ajaran-ajaran agama”. Di antara karya-karyanya adalah
:
1.
Subul al-salam syarh bulugh al-maram
2.
Minhah al-ghaffar hasyiah ‘ala dhou’ al-nahar
3.
Al-tanwir syarh al-jami’ al-shogir li al-suyuthi
(4 jilid)
4.
Taudhih al-afkar syarh tanqih al-nadzar
5.
Tathhir al-i’tiqod
‘an adron al-ilhad
6.
Al-idhoh wa al-bayan
7.
Al-adillah al-jaliyyah fi tahrim al-nadzar ila
al-ajnabiyah
8.
Ijabah al-sail syarh bughyah al-amil mandzumah
al-kafil fi ushul al-fiqh
D.
GURU-GURU IMAM AL-SHON’ANI
Imam al-Shon’ani dalam
perjalan hidupnya telah menimba ilmu dari banyak guru, di antaranya :
1. Al-sayyid al-‘allamah zaid bin Muhammad bin
al-Hasan bin al-Qosim bin Muhammad (w 1123 H)
2. Al-sayyid al-‘Allamah Sholah bin al-Husein
al-Akhfasy al-Shon’ani (w 1142 H)
3. Al-sayyid al-‘allamah abdullah bin ‘ali bin Ahmad
bin Muhammad bin abd al-ilah bin Ahmad bin Ibrahim (w 1147 H)
4. Al-qodhi al-‘allamah ali bin muhammad bin ahmad
al-‘unsi al-shon’ani (w 1139 H)
5.
Al-sayyid al-hafidz hasyim bin Yahya bin Ahmad
Al-Syami (w 1158 H)
Adapun guru-guru beliau ketika
menimba ilmu di Mekkah dan Madinah antara lain :
1.
Abdurrahman bin abi al-ghoits (khotib masjid
nabawi)
2.
Muhammad bin Ahmad al-asadi
3.
Salim bin Abdullah al-bishri
E.
BERKENALAN DENGAN KITAB SUBUL AL-SALAM
Kitab Subulussalam, syarh
bulugh al-maram (ringkasan dari syarh bulugh al-maram) merupakan salah satu
referensi utama dalam ilmu fiqih. Kitab ini menjadi kebutuhan bagi seorang
mubtadi bahkan seorang mujtahid sekalipun. Kitab ini sering disebut sebagai
kitab syarh hadits terbaik karena penulisnya berhasil meringkas salah satu
syarh terhadap kitab bulugh al-maram dengan penjelasan yang tidak terlalu
panjang dan juga tidak terlalu singkat.
Sehingga kitab ini sangat
memudahkan bagi orang yang masih baru dengan kutub at-turats. Tetapi juga tidak
mengurangi kadar keilmiahannya sehingga kitab ini juga sangat dibutuhkan oleh
orang yang tingkat keilmuannya sudah di atas.
Adapun matan bulugh al-maram min adillah al-ahkam
karya Ibnu hajar al-‘asqolani, dengan kecilnya kitab tersebut namun mampu
menampung seribu lima ratus hadits yang merupakan ushul al-ahkam (hukum-hukum
prinsipil) yang diurutkan berdasarkan bab-bab fiqih disertai dengan penjelasan
kedudukan atau martabat tiap-tiap hadits.
Dalam menyusun kitab subul
al-salam, Imam al-Shon’ani menggunakan metode yang cukup simpel dan tidak
bertele-tele. Beliau hanya menuliskan syarh tiap-tiap hadits dengan bahasa yang
mudah kemudian setelah itu beliau menyimpulkan hukum yang bisa diambil dari
hadits tersebut dengan menyebutkan pendapat para ulama fiqih seperti pendapat imam
empat madzhab, pendapat para sahabat, madzhab zaidiyah dan hadawiyah dan
lain-lain.
F.
METODE PENULISAN KITAB SUBUL AL-SALAM
Di antara metode yang ditempuh
imam al-Shonani dalam penulisan kitab subul al-salam adalah :
1. Menuliskan teks hadits terlebih dahulu, dan
dilanjut dengan menulis komentar dari al-Hafidz Ibnu Hajar
2.
Kemudian menuliskan biografi singkat tentang
sahabat perowi hadits
3. Setelah itu kemudian beliau mulai memaparkan
tambahan-tambahan dan penjelasan singkat mengenai matan hadits dengan
pendekatan ilmu hadits
4. Menjelaskan kata-kata asing dalam matan hadits dan
menjelaskan pasal atau bab fiqih yang berkaitan dengan hadits tersebut
5.
Menjelaskan i’rob kalimat dalam hadits
sewaktu-waktu
6. Setelah itu barulah kemudian beliau mulai mensyarh
hadits dengan mengutip pendapat-pendapat para ulama dan perbedaan mereka dalam
masalah-masalah fiqih yang berkaitan dengan hadits tersebut.
7.
Menjelaskan hal-hal yang dianggap rancu dan
pertentangan di sebagian hadits
8.
Mentarjih apa yang beliau anggap rajih
(kuat) dengan mencantumkan dalil yang menguatkan pendapatnya disertai dengan
bantahan terhadap dalil orang yang bersebrangan dengannya.
0 komentar:
Posting Komentar